Rizki atau sering juga disebut rezeki, berasal dari kata rozaqo –
yarzuku – rizqon, yang bermakna “memberi / pemberian”. Sehingga makna
dari rizki adalah segala sesuatu yang dikaruniakan Allah Subhanahu wa
Ta’laa kepada hamba-hamba-Nya dan dimanfaatkan oleh hamba tersebut.
Dari pengertian di atas dapat difahami bahwa yang termasuk dalam
ketagori rizki, tidak terbatas hanya pada besar kecilnya gaji dan
pendapatan atau banyak tidaknya harta maupun uang yang tersimpan. Tetapi
makna rizki lebih luas daripada itu.
Dari kita tidur hingga bangun tidur bahkan tidur itu sendiri termasuk rizki yang telah diberikan Allah kepada kita ,kita sering membatasi rezki ,sehihngga rezki kita menjadi terbatas.Sering kita bilang jika usaha sedang macet ,uang tidak ada kita bilang rezeki macet padahal disisi lain kesehatan bertambah,anak bertambah,jabatan naik tanpa kita sadari padahal semua itu rezeki dari Allah SWT dan
Kesehatan tubuh dan jiwa, udara
yang kita hirup, air hujan yang turun, keluarga yang menyenangkan,
kepandaian, terhindarnya dari kecelakaan atau musibah, dan lain
sebagainya adalah bagian dari rizki Allah Subhanahu wa Ta’laa.
Termasuk juga turunnya hidayah Islam pada diri seorang hamba,
pemahaman akan ilmu agama, terbukanya pintu-pintu amal sholih dan bahkan
khusnul khotimah dan mati syahid juga merupakan bagian dari rizki yang
tiada tara.
Dan masih banyak lagi karunia Allah Subhanahu wa Ta’laa yang
sangat luar biasa, yang di-karuniakan kepada hamba-hamba-Nya dan tidak
mungkin terhitung.
Setelah kita memahami makna dari rizki, tentu tidak ada alasan bagi
kita untuk tidak bersyukur kepada Ar Roziq (Maha Pemberi Rizki). Semua
makhluk pasti mendapatkan rizkinya. Entah dia manusia yang beriman atau
kafir, kelompok jin yang taat atau jin syetan, semua binatang, para
malaikat, tumbuhan dan semua makhluk-Nya yang Dia ciptakan. Hal ini
menunjukkan asma dan sifat-Nya Ar Rahman (Maha Pengasih).
Rizki Allah Subhanahu wa Ta’laa pasti terus mengalir. Tidak ada satu
makhlukpun yang sanggup menghalangi berjalannya rizki pada seseorang
bila, Allah Subhanahu wa Ta’laa menghendaki itu terjadi pada seseorang.
Begitu pula sebaliknya, tidak ada satu makhlukpun yang sanggup
memberikan rizki pada seseorang, bila Allah Subhanahu wa Ta’laa
menghendaki hal itu tidak terjadi padanya. Kepastian datangnya rizki di
dunia, seiring kepastian nyawa hadir pada diri seorang makhluk. Atau
kata lainnya, tanda rizki dunia seseorang itu habis adalah hadirnya
kematian padanya.
Wednesday, 19 August 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)

0 komentar:
Post a Comment